Berhentilah Bangga, Teruslah Bersyukur


Assalamualaikum wr.wb

Segala puji kehadirat alloh swt atas segala nikmat dan karunianya. Tak lupa kita haturkan kepada nabi muhammad saw karena telah membawa kita dari masa kegelapan ke masa yang terang benderang seperti saat ini. Sepanjang kisahnya perjalanananya, sifat-sifatnya, dan suri teladan yang terus diingat dan semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafaatnya kelak aamiin.

Tumbuh Dewasa dilingkungan yang penuh dengan duniawi dan hidup diantara naungan dengan segala kecanggihan dan kemudahan hidup membentuk kita menjadi orang yang ketergantungan. Semua serba mudah didepan mata tinggal menjemputnya, sering mengagungkan segala kecanggihan teknologi dan kehebatan manusia namun sering lupa siapa yang menghendaki segala sesuatu bisa terjadi. Segala teknologi yang ada pasti tidak 100 persen buatan manusia ada keterlibatan tuhan didalamnya, jika tuhan tidak menghendaki ya tidak akan terjadi. 

Kita sebagai manusia sangat mungkin menciptakan sesuatu atau meraih sesuatu itu adalah desain yang sudah alloh buat. Ketika kita berhasil pasti ada rasa bangga yang muncul baik kecil atau besar yang kita rasakan itu adalah hal yang wajar, sangat wajar terjadi dikehidupan yang kita jalani ini. Namun bagaimana jika rasa bangga ini berlangsung jangka panjang apakah berbahaya atau tidak? beberapa orang pasti pernah merasakan ini misalkan selalu juara kelas atau menang olimpiade secara terus menerus pasti rasa bangga terus mengalir dalam jiwanya. apakah energi rasa bangga ini bagus selalu untuk diri sendiri atau malah merugikan diri sendiri. Jika kalian baca ini sangat mungkin tidak pro tidak apa apa saya sangat menghargai. 

Semua masalah pasti ada solusinya. Kita tahu bahwa alloh swt telah memberi sifat-sifat kepada kita sesuai apa yang dia kehendaki dari segi emosi dan keseimbangannya. Tidak mudah begitu saja mengenali sifat-sifat yang ada dalam diri kita perlu waktu dan proses untuk mehaminya. Yang ingin saya tekankan disini bahwa kita sering melupakan ini padahal penting yaitu bersyukur. Kita cenderung langsung mengapresiasi diri setinggi mungkin dan merasa kitalah yang terpilih atau terbaik dari yang terbaik. Padahal seharusnya yang harusnya kita terima kasih utama ke siapa, siapa yang berkontribusi semua ini terjadi, siapa sih? kita punya tuhan alloh swt, dialah yang meridhoi kita makanya kita bisa, padahal tanpa kita bersyukur padanya atau terima kasih padanya sebenernya alloh tidak butuh itu, tanpa kita agungkan pun dia sudah agung. Tetapi logikanya kita pasti akan terimakasih pada orang yang berjasa atau mewujudkan apa yang kita harapkan tapi rupanya kita lambat dan sering lupa daripada sadarnya untuk mensyukurinya. 

Apakah salah kita berbangga atas pencapaian kita, jawabannya tidak, hanya saja lebih baik kita bersyukur dengan cara mengingat sang maha menghendaki dan maha pemberi yaitu alloh, berterima kasihlah pada-nya agar kita semakin merasa bahwa kita bukan apa-apa, merasa bahwa kita hanyalah hambanya yang terpilih dan beruntung karena alloh memilih kita. Segala kemudahan yang kita rasakan itu adalah berkat dari-nya dan pencapaian yang kita peroleh juga karena-nya. Target dan cita-cita manusia itu banyak tidak akan pernah berhenti, manusia akan terus mengejar dan merasakan lelah. Tetapi karena atas rahmat dan rahman nya alloh,  kita bisa melewati rasa kelelahan itu. Tidak pernah kita pupus harapan dan berhenti berjalan, jika ditarik semua apa yang kita lakukan dan kita lalui alloh swt sungguh sangat baik pada kita dari apa yang terpikirkan oleh kita. Dilansir dari sumber dalamislam.com alloh berfiman didalam alquran yang berbunyi :

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku". (al-baqoroh - 152).

Ayat diatas bisa menjadi pedoman kita dan menjadi petunjuk bahwa mengingat-nya maka kita akan diingat, sungguh nikmat mana yang kamu dustakan. Sungguh penerangan dalam alquran ini bisa menjadi pengingat untuk kita, agar selalu bersyukur pada-nya. 

Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum wr. wb.

Komentar